Antara Cinta dan Kewajiban

Penulis: Ahmad Tohari
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Kota
Terbit : Jakarta
Tahun
Terbit: 1992
Tebal: 174 halaman
Rasus dan Srintil berteman akrab semenjak kecil. Mereka
sama-sama tidak memiliki orang tua setelah malapetaka keracunan tempa bongkrek
yang terjadi sebelas tahun yang lalu. Mereka tinggal di Dukuh Paruk, pedukuhan
yang melarat dan tidak mengenal pendidikan. Mereka dibesarkan oleh alam,
menurut pada alam. Makam moyang mereka yang terletak di punggung bukit, makam
Ki Secamenggala menjadi kiblat kebatinan mereka.
Dukuh
Paruk bukanlah Dukuh Paruk ketika tak ada ronggeng. Ronggeng terakhir mati
sebelas tahun yang lalu bersama malapetaka tempe bongkrek. Namun, siapa sangka,
ternyata Srintillah ronggeng yang baru. Semua warga Dukuh Paruk menyambutnya
dengan suka cita tek terkecuali Rasus. Adanya ronggeng sama artinya dengan
mengembalikan identitas Dukuh Paruk.
Awalnya
Rasus memang turut menerimanya dengan suka cita. Namun itu hanya awalnya,
karena sesudahnya Rasus menyadari ada sesuatu yang direnggut dari dirinya,
yaitu Srintil. Rasus yang tidak mengetahui nasib Emaknya, entah hidup atau
mati, sering menempatkan sosok Srintil sebagai wujud yang serupa dengan
Emaknya.
Begitulah, ketika Srintil telah menjadi ronggeng, Rasus
mulai kehilangan sosok Emak dalam diri Srintil. Ronggeng adalah milik semua
orang. kesadaran itulah yang membuat Rasus semakin terluka. Puncaknya ketika
Srintil harus menjalani malam bukak
klambu agar dapat resmi menjadi seorang ronggeng.
Rasus
meninggalkan Dukuh Paruk. Pada suatu ketika nasib baik membawanya ke bekerja di
sebuah markas tentara. Karena keberhasilannya melumpuhkan perampok ketika
sedang berpatroli di Dukuh Paruk, Rasus diangkat menjadi tentara sungguhan.
Malam itu ia tidur di gubuk neneknya sebelum besok kembali berangkat. Srintil
yang telah diselamatkan Rasus ikut tidur di rumah Nenek Rasus. Tanpa diketahui
oleh Rasus, Srintil sebenarnya telah menaruh hati pada teman sepermainannya
itu.
Di
pagi buta Rasus meninggalkan Dukuh Paruk juga ronggeng yang sedang tertidur
pulas di biliknya.
0 komentar:
Posting Komentar