Penulis : Kristin Hannah
Penerbit : Gagas Media (Hak Terjemahan)
Tahun
Terbit : 2011 (cetakan pertama)
Kota
Terbit : Jakarta
Tebal : 627 halaman
Ini adalah sebuah kisah persahabatan yang
mengharukan antara Kate Mularkey dan Tully Hart. Dua orang yang memiliki sifat
yang berbeda namun disatukan oleh sebuah kata yang sangat sakti yaitu persahabatan. Kate Mularkey adalah orang
yang biasa saja, pendiam, dan tentu saja bukan tipe anak yang dapat masuk dalam
lingkungan anak-anak populer. Berbeda dari Kate, Tully Hart adalah orang yang
cerdas, ambisius. Dia adalah tipe yang akan selalu dicemburui para wanita.
Persahabatan
mereka dimulai di suatu malam. Ketika itu Tully baru saja pindah beberapa hari
yang lalu dan malam itu ia baru saja berpesta bersama anak-anak populer. Pesta
itu berjalan tidak sesuai harapan Tully karena di sanalah keperawanannya
dicerabut. Pulang dengan kesedihan yang menyakitkan, ia tahu ia tak dapat
berharap banyak pada ibunya. Dalam kesedihan itulah ia bertemu dengan Kate yang
juga merupakan tetangganya. Dari situlah kisah persahabatan mereka dimulai.
Kehidupan
remaja mereka menyenangkan, terutama bagi Kate. Ia bersyukur memiliki teman
yang sangat menyenangkan seperti Tully. Tully mengajarinya mimpi-mimpi indah
yang bahkan selama ini tak berani ia impikan, bukan karena ia bodoh tapi lebih
kepada sifatnya yang sedikit penakut. Mereka saling mengisi kekurangan
masing-masing. Ia seperti pengingat bagi Tully yang sembrono dan Tully telah
menularkan keberanian padanya.
Hari
itu, ujian pertama dari persahabatn mereka datang. Ibu Tully dipenjara sehingga
mau tak mau Tully harus tinggal bersama neneknya lagi. Hal itu berarti
perpisahan bagi mereka berdua. Mereka berpisah dengan janji akan sering-sering berkirim
surat satu sama lain. Begitulah mereka mempertahankan persahabatan mereka,
meskipun intensitas berkirim surat semakin jarang, namun mereka tetap menjaga
persahabatan itu. Beberapa tahun setelahnya, nenek Tully meninggal. Pada saat
itu Tully belum dianggap dewasa sehingga harus tinggal di panti sosial karena
satu-satunya keluarga yang masih ada yaitu ibunya juga tidak diketahui dimana
keberadaannya.
Tully
yang nekat akhirnya kabur dari panti sosial tersebut. Tujuannya hanya satu,
yaitu rumah sahabatnya, Kate. Di sana ia diterima dengan sangat ramah. Demi
mengetahui keadaan Tully, keluarga itu pun mengadopsi Tully menjadi anak
mereka. Dua sahabat itu merayakannya dengan sangat gembira, kini mereka adalah
keluarga.
Kebersamaan
mereka terus berlangsung dengan masuk di universitas dan jurusan yang sama.
Setelah lulus, mereka juga bekerja di tempat yang sama. Karir mereka cemerlang,
terutama Tully, sedangkan Kate memilih untuk menikah. Sementara Tully menjadi
presenter yang ternama, Kate bahagia dengan mengurus rumah tangganya.
Semua
cobaan dalam persahabatan mereka telah mereka atasi. Kesalahpahaman,
kecemburuan, perselisihan, semuanya mereka lewati walaupun dengan susah payah.
Satu hal yang tidak mereka sadari yang akan memisahkan mereka, yaitu kematian.
Kate telah divonis mengidap kanker payudara stadium akhir. Berpuluh-puluh tahun
mereka mempertahankan persahabatan dengan rintangan yang tak mudah, mereka
selalu mampu melewatinya. Kini dengan penyakit itu, untuk pertama kalinya Kate
maupun Tully tak mampu berbuat apa-apa selain berdoa dan mengisi hari-hari
mereka dengan kebahagiaan.
0 komentar:
Posting Komentar