Penulis : Rei Kimura
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2011
Tebal : 297 halaman
Jepang berhasil meluluhlantakkan Pearl
Harbour. Kemenangan telah didengung-dengungkan ke seluruh negeri. Seluruh
rakyat menyambutnya dengan sukacita. Namun, tak lama berselang, Amerika dan
sekutunya balas menyerang dengan serangan yang lebih ganas. Pemerintah Jepang
bereaksi cepat dengan memberlakukan wajib militer bagi setiap laki-laki dewasa.
Sayuri
Miyamoto hidup pada masa itu menyaksikan kemenangan Jepang sekaligus
kehancurannya. Sayuri juga menyaksikan ketika adiknya, Hiro Miyamoto pergi ke
Tokyo untuk memenuhi tugasnya ikut wajib militer. Sayuri yang sedari kecil
memang memiliki pemikiran yang berani, setuju-setuju saja ketika Reiko,
temannya mengajaknya untuk pergi ke Tokyo. Tunangan Reiko yaitu Yukio yang juga
diwajibkan untuk ikut wajib militer menjadi alasan Reiko untuk pergi. Bersama
Reiko, Sayuri pergi meninggalkan desa Matsumoto yang tenteram menuju Tokyo yang
penuh konflik.
Di
sana mereka berhasil diperkerjakan sebagai relawan di sebuah rumah sakit.
Alasan keberadaan mereka di Tokyo hanya satu, ingin mencari dimana keberadaan
Yukio dan Hiro. Sementara itu, selama mereka bertugas sebagai perawat mereka
menyadari kengerian perang yang sesungguhnya. Prajurit-prajurit yang sekarat,
kehilangan bagian tubuh, serta mereka yang meregang nyawa atau meninggal dalam
kondisi yang mengenaskan. Sebelum mereka sempat mencari tahu keberadaan Yukio
dan Hiro, Sayuri menemukan seorang prajurit yang dikenalinya sebagai Yukio
ketika sedang bertugas. Meskipun separuh wajahnya rusak, Sayuri masih
mengenalnya. Di saat-saat ia meregang nyawa, Sayuri membisikkan sesuatu agar
dapat menenangkannya. Sayuri berjanji bahwa Reiko akan baik-baik saja.
Begitulah Yukio mati tanpa diketahui oleh Reiko.
Saat
akhirnya dapat mengetahui keadaan Yukio dan Hiro, muncullah sebuah ironi. Dari
situ akhirnya Reiko tahu bahwa Yukio meninggal. Dikarenakan rasa sedih yang tak
tertahankan, Reiko jatuh sakit. Walaupun Sayuri merasa lega setelah mengetahui
bahwa Hiro baik-baik saja, namun setelah melihat keadaan Reiko ia menjadi
sangat khawatir. Segala upaya dilakukannya agar sahabatnya itu dapat hidup.
Ketika pada akhirnya Reiko sembuh, sahabatnya itu telah menjelma menjadi
manusia yang dingin. Bahkan dalam usahanya mendapatkan sepeda untuk mencari
keberadaan Hiro, sahabatnya telah mengorbankan tubuhnya untuk dinikmati si
pemilik toko. Sejak melihat itu, sedikit demi sedikit dendam mulai bersemayam
di hati Sayuri.
Setelah
bertemu Hiro dengan susah payah, dari penuturan adiknya, Sayuri mengetahui
kalau Hiro akan segera dikirim ke Asia Tenggara. Hanya selang beberapa hari
setelah berita keberangkatan kapal yang ditumpangi Hiro, tersiar kabar lain
bahwa kapal itu telah hancur diserang oleh sekutu dan dapat dipastikan Hiro
meninggal. Rupanya kehilangan itu belum cukup untuk Sayuri. Lalu menyusul Reiko
yang mati terkena bom ketika dengan keras kepala kembali ke rumah sakit dengan
alasan kalungnya tertinggal padahal saat itu sirine peringatan telah berbunyi.
Menanggung
rasa sakit yang begitu hebat, Sayuri memutuskan untuk bergabung dengan pasukan
Kamikaze. Namun, karena ia seorang wanita, ia ditolak lalu dipekerjakan sebagai
juru masak. Melalui tipu muslihat dan sedikit keberuntungan, dia berhasil
menyusup sebagai relawan pilot kamikaze dengan menyamar sebagai laki-laki. Di
sanalah ia bertemu dengan Takushi yang menjadi cinta pertamanya sekaligus satu-satunya
orang yang mengetahui identitas aslinya. Demi membalas dendam dan cintanya pada
Takushi, Sayuri menerima misinya. Ia dan Takushi berada dalam misi yang sama
dan mereka berjanji untuk mati bersama-sama.
Ketika
hari itu tiba, ketika Takushi telah berhasil menabrakkan pesawatnya ke kapal
sekutu, pesawat Sayuri terkena tembakan dari pesawat sekutu yang mengetahui
rencana Jepang. Pesawatnya meledak dan ia tercebur ke laut. Selama beberapa
hari ia menjadi tawanan tentara sekutu sampai akhirnya ada pertukaran tawanan,
ia kembali lagi ke Jepang. Namun, diluar perkiraannya, ia tetap menjadi tahanan
Jepang karena telah gagal melaksanakan misi. Di masa itulah ia mengaku bahwa ia
perempuan. Mendengar hal tersebut, para jenderal segera memutar otak. Seorang perempuan
yang menjadi pilot kamikaze adalah sebuah aib. Terlebih ia mampu lolos dari
seleksi. Dunia tidak boleh mengetahui hal tersebut. Dengan berbagai
pertimbangan tersebut, Sayuri diberi dua pilihan: mati atau hidup dengan
identitas baru. Sayuri tidak melihat ada pilihan yang lebih bagus selain hidup
dengan identitas yang baru. Sejak hari itu, Sayuri menjalani kehidupan yang
baru dengan nama Rika Kobayashi.